Laman

Sabtu, 20 Maret 2010

Kekuatan-kelemahan AS-Eropa-Jepang (TRIAD)

MANAJEMEN PRODUK
MELIHAT “TRIAD” (Amerika Utara, Eropa dan Jepang) SEBAGAI ANTISIPASI MANAJEMEN STRATEGI GLOBAL
Diambil dari dua buku: Dunia tampa batas, KENICHI OHMAE, Binarupa Aksara, 1991. Dan Dunia di Tahun 2020, HAMISH MC RAE, Binarupa Aksara, 1995.
Oleh:Muhammad Alwi,SE

A. Pengantar

Strategi adalah penciptaan nilai-nilai penyokong untuk pelanggan yang jauh lebih baik daripada nilai-nilai penyokong pesaing. Makanya inti sari dari strategi adalah penciptaan dan kemersialisasi ciptaan.
Dengan adanya ILE (interlanked economy) maka banyak acuan yang mestinya diperbaiki, terutama kebijakan-kebijakan dan acuan-acuan konvensional, seperti: Dengan ini, ditambah makin pesatnya informasi dan MNC makin meraksasa maka mau ataupun tidak mau PERAN NEGARA MENJADI SEMAKIN KECIL, mereka semestinya hanya sebagai penonton tidak berpihak, wasit (impartial spectator, meminjam kata-kata Adam Smith), dan sebagai penjamin sehingga masyarakat memiliki pilihan barang dan jasa yang terbaik dan termurah diseluruh penjuru dunia. Kebijakan seperti pengetatan suplai uang (tidak berlaku lagi), karena dengan ini, aliran uang masuk dari luar akan ada. Jika Bang Sentral menaikkan suku bunga, dana yang lebih murah akan masuk, dst.
Disamping itu dengan ILE, negara pemenang dan yang kalah sangat relatif, sebab yang kalah menjadi menarik karena mata uangnya rendah dan TK menjadi banyak tersedia dan rendah. Pemenang demikian juga tidak semestinya menang karena akan terkurangi karena mata uangnya akan naik, upah akan tinggi.
Ada hal-hal yang penting dalam persaingan global sekarang ini yang perlu diperhatikan; 5 C
Customer, kekuatan mereka makin tinggi, karena informasi yang kamin lengkap dan tiadanya kesetiaan mereka, kecuali dengan apa yang mereka inginkan. Tidak peduli itu dibuat dari mana dan merk apa. Disini penting menciptakan nilai baru bagi pelanggan (STRATEGI PRODUK), bukan menghalangi pesaing.
Competition, tidak ada lagi sekarang produk atau perusahaan yang unggul dalam semua hal. Bahkan inivasi sekalipun tidak mungkin akan bertahan lama, kecuali perusahaan lain akan memiliki produk itu. Kerjasama dan memanfaatkan kelebihan dan kekurangan perusahaan lain.
Company, otomatisasi (penciptaan produk masal) tetapi dengan bentuk kerajinan (memenuhi spesifikasi), memerlukan biaya penelitian, spesialis-spesialis dan biaya tetap yang sangat tinggi dan mengeluarkan banyak biaya variable. Karena inilah maka mau-tidak mau perusahaan harus bermain ke arah Global.
Currency, mata uang, depresiasi, inflasi dll, perusahaan harus memperhatikan ini untuk pembiayaan dan supaya posisi dalam manufacturing tidak terpengaruh atau dipengaruhi secara signifikan oleh mata uang, baik karena sangat rendah atau terlampau tinggi.
Country, hanya perusahaan yang benar-benar global yang dapat mencapai “lokalisasi global”, yaitu menjadi orang dalam (insider) sebanyak mungkin seperti perusahaan local, tetapi tetap mencapai manfaat dari operasi skala dunia. Perusahaan harus melayani kebutuhan pangsa pelanggan, tidak mendidik mereka menyukai produk yang ada, tetapi memberikan produk apa yang mereka butuhkan.

B. Keunggulan suatu negara

Pada zaman sekarang, TANAH, MODAL DAN SDA (sumber daya alam) tidak lagi banyak menentukan keberhasilan suatu negara, karena; tanah yang berarti pertanian tidak memiliki nilai tambah tinggi lagi, sehingga evolusi yang terjadi di negara-negara maju adalah pertanian (dulu) – manufacturing (pemabrikan) – jasa/informasi. Modal, dengan adanya pasar dunia, maka modal sendiri tidak “terlalu” banyak membantu. Sumber daya alam, apalagi, nilai tambahnya minim, dan hampir “tidak” ada negara yang terselamatkan dengan baik dengan sda, kecuali sebagaian negara Timur Tengah. Sekarang yang penting adalah Organisasi (manjemen, kebijakan), lihat bagaimana argentina dan Brazil dulu, motivasi dan disiplin pribadi (bangsa). Walaupun pada negara-negara yang baru membangun dengan cepat memerlukan dan dicirikan dengan simpanan tinggi, pendidikan baik, dan kerja keras.

C. Mengapa perlu memperhatikan TRIAD

Didalam Triad, yang terdiri dari 1 milyar penduduknya, memiliki rata-rata GNP $ 10.000. Disini sebagaian besar kekayaan dunia diciptakan, dikonsumsi dan didistribusikan ulang. Partisipasi didalam ILE (Triad), kunci bagi kemakmuran. Untuk negara yang suka mengisolasi diri secara tradisional. Hanya melalui penetapan saluran dua-arah yang sehat negara sedang berkembang menjadi makmur, karena ILE (Triad) adalah tempat dimana negara-negara dapat memperoleh nilai terbaik untuk apa yang mereka hasilkan. G-7 (semuanya adalah Triad). Kekayaan sekarang diciptakan didalam pasar, bukan didalam koloni dan tanah yang mengandung sumberdaya alam.

Amerika Utara (AS)

Keunggulannya
AS adalah negara dengan penduduk terbesar ketiga didunia, dan merupakan pasar terbesar didunia. Pada tahun 1914 AS menghasilkan 34% seluruh keluaran industri dunia, 1955 58% dan pada tahun 1990 menurun menjadi 30%. Sekalipun apabila dilihat dari kurs mata uang, maka negara terkaya didunia adalah Jepang, tetapi apabila dihitung dari kesetaraan daya beli (yang merupakan perhitungan yang lebih realistis) AS lah negara terkaya (21.961, tahun 1991), Jepang (19.042), Jerman (19.797) dst. Pada tahun 1970 keluaran produk AS 2,6 kali keluaran Jerman ditambah Jepang. Sedangkan tahun 1987 menurun menjadi 1,3 kali.
Inti kekuatan AS terletak pada intelektual dan budayanya. Ini tercermin dari 159 dari seluruh hadiah nobel yang pernah diberikan yaitu 410 dipegang oleh AS. Dan industri jasa AS terbesar didunia. Sekalipun terjadi kemerosotan pada indistri pemabrikan. Tahun 1990-an, industri AS hanya mewakili 29,2 % GNP, Inggris 30, Perancis 28,7, Jerman 38,7 dan Jepang 41,8.
AS kelihatannya melakukan strategi perpindahan dari Industrialisasi ke Jasa lebih cepat dari lainnya. Dengan ini memang terlihat akhirnya mereka tertekan pada defisit transaksi perdagangannya. Sebab dalam saat-saat ini industri jasa belum diperdaganggan secara besar didunia. Tetapi makin lama akan mengarah kesana, ini terbukti dengan pada tahun 1990 36,1 % perdagangan dunia adalah sector jasa. Dan AS 30 % eksportnya adalah jasa.
Kekuaatan riil AS disamping intelektual, dengan 3 % dari seluruh eksportnya adalah dalam hal intelektual, dan AS juga eksportir terbesar senjata, dengan 60 % total penelitiannya untuk Persenjataan. Juga BUDAYA. Kalau yang lainnya dengan mudah untuk disaingi, dengan inovasi dll. Yang terakhir ini cukup langgeng. Jepang boleh saja menguasai saham-saham dan banyak paten stodio rekaman dan perfilm-an di Hollywood, tetapi lagu-lagunya, filmnya, dan masih banyak lainnya dimiliki oleh AS karena budayanya yang diminati oleh dunia lainnya. Lihat juga McDonald’s, ia masih saja meraup keuntungan yang besar, padahal tidak cukup sulit untuk memasuki industri itu. Produk dasarnya tidak mungkin dilindungi, sebab tidak sulit membalikkan tehnologi sebuah hamburger. Ini adalah karena sebagai tambahannya tentu (bukan satu-satunya) perlindungan dari selera Amerika dan Budaya AS. Walaupun manajemen, kemampuan menemukan perubahan social terhadap makanan yang lebih cepat dan menyesuaikan dengan kecendrungan juga sangat membantu.
Posisi AS sebagai peng-eksport budaya hanya akan terancam kalau citarasa dunia berubah secara radikal atau budaya itu sendiri kehilangan vitalitasnya.Keduanya pasti terjadi, tetapi belum ada tanda-tanda tentang itu.

Problemnya

Kejahatan di AS sangat besar, 1990, satu kejahatan setiap 17 menit, kejahatan terhadap hak milik setiap 2 detik. Secara statistik setiap orang AS akan mengalami kecurian 3 kali lebih dalam hidupnya. 1990-an 1/3 anak yang lahir dengan single parent. Ada 800.000 penjaga keamanan sedangkan polisi resmi hanya 485.000. Asuransi juga sangat tinggi, melebihi proporsinya. Ini disebabkan untuk menjamin keamanan, tuntutan dll. Sehingga benar apa yang dikatakan oleh Jonathan Rauch, dari national Journal: sebagai EKONOMI PARASIT, yaitu bahwa dinegara-negara maju beberapa sumber daya harus dibaktikan untuk melindungi dan mengorganisasi penciptaan kekayaan, dan bukan untuk menciptakan kekayaan itu sendiri.
Karena kacaunya dan tuntutan hak dan kewajiban yang tidak proposional, kira-kira ¾ ahli hukum didunia tinggal di AS. 260.000 (tahun 1960), 756.000 (1990). Jepang dengan penduduk ½ AS hanya memiliki 15.000. Biaya lobi (sebagai biaya transaksi), tahun 1960 yang resmi tercatat di Senat (365), tahun 1992 (40.111). Ini semua (perputaran dan transaksinya) memang meningkatkan GNP tetapi apa ini yang diinginkan.
AS membelanjakan 13 % GNP untuk kesehatan, 2 kali lipat Inggris atau Jepang. Dengan perhitungan kesetaraan daya beli, perkepala $ 2.867, Inggris $ 1.043 dan Jepang $ 1.267. Walaupun demikian 20 % penduduk AS tidak tercakup dalam asuransi kesehatan.
Pajak dan asuransi kesehatan juga sangat beras, sehingga tahun 1989 Lee Iacocca, pimpinan Chrysler Motors, memperkirakan bahwa asuransi kesehatan bagi angkatan kerjanya menambah $ 700 kepada setiap mobil yang dibuat oleh perusahaan itu, berbanding dengan rata-rata $ 246 untuk pembuat mobil Jepang. 40 % biaya kesehatan hanya masuk kepada asuransi dan Administrasi. Sehingga menurut standart dunia kalangan medis AS dibaya terlalu mahal untuk tingkat keahliannya.
Disamping itu AS memiliki simpanan terkecil diantara negara G-7 yang ada. Simpanan kotor dalam prosentase GDP, AS (16,4), Jepang (32,7), Jerman (24,0), Perancis (20,1), Italia (20,9), Inggris (16,8), dan Kanada (19,4).

Eropa

Keunggulannya

Keragaman budaya maupun bahasa, Eropa adalah daerah peng-eksport terbesar didunia, secara bersama-sama. AS hanya 7% yang di eksport dari keluarannya, Jepang 9 %, sedangkan eropa lebih besar dari itu semua. Di Eropa ada Philips, konsorsium Airbus yang merupakan pesaing Boeing dan McDonnell Douglas, ada Rolls-Royce, GE. Tiga terbesar perusahaan kimia, BASF, Bayer han Hoechst milik Jerman.
Industri motor terbesar didunia adalah eropa, dengan memproduksi 13 mobil, Jepang (10 juta), AS dan Kanada (7 juta). Mode, sampanye dari Italia dan Perancis. Pariwisata terbesar didunia ada di Perancis, Italia dan Spanyol.

Problemnya

Biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung sangat tinggi, dan jam kerja terpendek didunia. Jerman jam kerja mingguan bukan pertanian dan pemabrikan berturut-turut (39,3 dan 39,2), AS (34,3 dan 40,7), Jepang (38,8 dan 45,0).
Ketidakseimbangan dalam struktur industri Jerman, dengan ketergantungan pada pemabrikan elektro-mekanis dan sector elektronika yang relatif lemah. Tehnologi dan organisasi pemabrikan yang tidak lentur, dan reunifikasi Jerman barat-timur merupakan beban yang tidak sedikit. Jasa perbankkan jauh tertinggal dari AS. Kata konsultan dunia MCKinsey, produktifitas perusahaan penerbangan eropa rata-rata hanya 72% dari perusahaan penerbangan AS.
Pengangguran cukup besar, disebabkan insentif dan tunjangan pemerintah yang terlalu tinggi untuk kesejahteraan social. Sebagaian dari mereka terutama inggis dan jerman berbeda pandangan dalam strategi kerjasama. Inggis banyak melihat dunia, kurang memanfaatkan antar eropa, sedangkan jerman lebih dominan kearah perdagangan antar eropa.
Persaingan antar negara mereka cukup membuat kinerja mereka terpacu, tetapi bagaimana ada kesatuan gerak, bahkan malah mungkin saling menyerang jika tidak ada kejelasan langkah dan pandangan. Dengan satu eropa yang sekarang ini hal diatas belum sepenuhnya hilang.

Jepang

Keunggulannya

Konosuke Matsushita pernah mengatakan; Kami akan menang dan industri barat akan kalah, tidak banyak yang bias anda lakukan tentang itu karena alas an untuk kegagalannya ada pada diri anda sendiri. Dengan top down anda merasa baik…. Padahal bagi kami manajemen adalah seni memobilisasi dan mengumpulkan sumber daya intelektualsemua karyawan untuk melayani perusahaan. Pikiran banyak orang lebih baik dari segelintir orang.
Jepang mengeksport 88% mesin hitung, 87%alat perekam video, 72% jam, 47 TV, 49% Mobil, mesin cuci 16% dari seluruh keluarannya. Simpanan sangat besar dan menginvestasikan 32% GNPnya (1990). As(17), Jerman (21), Inggris(19), Prancis (21).
Beberapa keunggulan umumnya yang ada pada jepang antara lain: 1) kelenturan industri, dengan kemampuan besar beralih dari satu produk ke produk yang lain. 2) pengembangan atau peniruan produk yang cepat. 3) tingkat simpanan yang tinggi. Ini mengakibatkan: a) perluasan ekonomi bias dibiayai tampa ketergantungan pada biaya asing. b) akan sangat mungkin lebih murah, dan pukulannya kurang dibandingkan dengan hutang luar negeri jika ada resesi. c). ini memcerminkan nilai masyarakat yang peduli pada kemakmuran masa depan. 4) rasa kormat pada pencapaian prestasi pendidikan. Ini bias terlihat dari proporsi memasuki kejenjang yang lebih tinggi AS dalam prosentase (65), Jepang (55), prancis (45), Jerman (43),Inggris (28). Hari pelajaran rata-rata tahunan, lebih tinggi dari Eropa dan AS
Matsushita pernah mengatakan; perusahaan-perusahaan jepang memberikan pelatihan 3 sampai 4 kali lebih banyak dari perusahaan-perusahaan eropa dan AS. Manejer Jepang 85% sarjana, AS 85%, Perancis 65%, Jerman 62% dan Inggris 24%.

Problemnya

Problem yang dihadapi jepang adalah 1) Lingkup produk eksportnya yang sempit, hanya itu-itu saja. Walaupun mengejutkan, tetapi sebarannya kecil dibanding AS dan Eropa. Atau bias kita katakan ketergantungan jepang ke As dan Eropa besar. Import kawasan timur/Jepang ke Eropa dan AS adalah makanan, pesawat terbang, obat-obatan, minyak dan senjata. Ini vital dibanding yang mereka eksport. 2) ketergantungan kepada pasar AS. 1/3 eksport jepang ke pasar AS. 3) Kegagalan system pendidikan melakukan penelitian orisinil. Penemuan dan hal-hal yang benar-benar baru kurang terlitah. Lebih banyak pada pengembangan. 4) Kekurangan eksport jasa. Yang merupakan tren pada masa dating.

C. Manajemen Produk Global

Produk global, seperti kata Presiden Nissan, YUTAMA KUME adalah Produk yang disesuaikan dengan secara cermat dengan kebutuhan dominan dan menonjol dari pasar nasional individual. Sebab setiap konsumen ingin sesuatu yang paling sesuai dengan mereka dan ini sangat variatif. Pasar Eropa, Jepang dan AS punya selera dan kecendrungan yang berbeda dan kita harus memenuhinya seluruhnya. Caranya dengan membidik mana kebutuhan “mayoritas, umum”, lalu memenajemeni dengan spesifikasi-spesifikasi untuk pasar-pasar tertentu. Tetapi jangan terjebak dengan; Perangkap tidak menyenagkan siapapun dengan baik dengan/karena berusaha menyenagkan semua orang secara setengah-setengah.
Manajemen Produk Global bukan manajemen menurut rata-rata, tidak semua selera dicampur, satu massa tak berbentuk dengan daya tarik universal. Walaupun Ted Levvit mengatakan ada produk universal, tetapi Ohmae, dengan halus menyatakan ketidak setujuannya dengan kata-kata; “…. Produk yang benar-benar universal hanya sedikit dan jarang”.
Konsumen menuntut variasi lebih banyak dari jalur produksi dan perubahan citarasa mereka lebih cepat. Disamping itu komputer memungkinkan informasi perubahan itu diteruskan langsung kepabrik-pabrik, yang kemudian membuat menurut pesanan. Sebagai akibatnya pemabrikan “seharus” mundur kembali sebagai pemabrikan model kerajinan. Tujuannya adalah membuat produksi individual sesuai dengan pesanan tetapi dengan biaya produksi massal. Strategi perusahaan “mengharuskan”: perusahaan mengurangi jalur pekerja perakitan lebih sedikit, dan lebih banyak dalam tim spesialis yang mengorganisasikan tugas yang lebih rumit yng sekarang diperlukan oleh proses pemabrikan. Demikian desain Sistem informasi manajemen dan Organisasi perusahaan. Menuntut fleksibilitas dan mudah diubah-ubah atau didisain ulang.
Strategi Produk berarti bekerja keras untuk mengerti kebutuhan inhern pelanggan dan kemudian memikirkan kembali apa sebenarnya katagori produk itu. Tujuannya adalah mengembangkan produk yang tepat untuk melayani itu, bukan hanya versi yang lebih baik dari produk pesaing. Pertanyaan penting; APA SUATU PRODUK ITU SEBENARNYA.
Contoh: Perusahaan Perkolator (cerek penapis kopi), banyak merk produk itu seperti GE (General Electric ), Philip dll. Strategi yang baik adalah bertanya: Mengapa orang minum kopi?, apa yang mereka cari ketika mereka minum kopi? Lalu apa jenis Perkulator yang harus di buat. Jawabanya rasa enak, lalu kita ke ahli rekayasa perusahaan, bagaimana membantu pelangga membuat rasa enak dalam secangkir kopi. Apa yang mempengaruhi rasa secangkir kopi. Sulit dijawab karena banyak yang mempengaruhinya, seperti: Biji kopi, suhu, airnya dll. Ini adalah factor tingkat kebebasan startegis dalam mendisain sebuah Perkolator¬ --- yaitu, suatu factor yang terhadapnya sesuatu dapat dilakukan. Misal dengan biji kopi, kita dapat memiliki tingkat mutu dan kesegaran yang berbeda. Kita dapat menggiling kopi dengan berbagai cara. Ukuran biji yang berbeda. Kita dapat mendistribusikan kopi secara berbeda sewaktu menuangkan air dll. Mutu air juga mempengaruhi, tetapi hampir semua pelanggan menggunakan air yang sama yaitu air ledeng. Berikutnya kita mendapatkan bahwa distribusi biji kopi dan waktu diantara penggilingan biji dan penuangan air adalah hal yang sangat penting. Akibatnya maka kita mulai berfikir mendesain produk dengan cirri-ciri yang diperlukan tadi. Alat ini harus punya fungsi dekhlorasi terpasang. Alat ini harus punya penggiling terpasang. Yang perlu dilakukan pelanggan hanyalah menuangkan air dan biji kopi, mesin tersebut yang akan menangani selebihnya. Dengan cara ini akan dihasilkan rasa kopi yang enak sekali. kalau kita hanya memperhatikan pesaing, misalnya karena mereka baru saja meluncurkan Perkolator yang cepat, mungkin kita berfikir akan mengalahkan kecepatan itu dst, ini konvensional. Kalahkanlah pesaing dalam bidang permainannya sendiri.
Strategi lainnya secara umum adalah; jangan terjebak mengerjakan lebih banyak dan lebih baik”, sebab dewasa ini keunggulan bersaing tidak akan dimiliki perusahaan dalam semua hal. Terjebak ditengah tengah dalam “strategi generic” Porter antara Biaya rendah dan deferensiasi. Menjadi mobil-mobil Jepang atau Jerman. Toyota atau Mercedes-Benz. Tetapi harus ada pelayanan kepelanggan/pasar yang unik atau lain. Kita lihat bagaimana produk mobil Jepang yang di Amerika, sekalipun secara umum mereka membuat mobil yang harga rendah, untuk memenuhi pasar Amerika mereka buat Infiniti, Lexus dan Acura, yang sukses bersaing dengan produk Jerman.
Dengan kata lain disini, kita perlu menjadi INSIDERIZATION (proses menjadi orang dalam). Khususnya produk komoditi yang pembeliannya kerap dan “harga rendah”. Lain dengan produk “brand image”, seperti tas Gucci, Rolls-Royce, Reebook dll. Sebab seperti diatas, alih-alih kita mengajar mereka mencintai/menerima produk kita, tetapi kita seharusnya menawarkan apa yang mereka butuhkan atau mendekati kebutuhan mereka. Lihat contoh McDonald’s (daging kambing, di India), McDonald’s (nasi di Indonesia), Coke di Jepang dll.
Akhirnya Indonesia perlu melihat gambaran diatas, dan mempersiapkan diri, mana-mana yang memungkinkan untuk dikembangkan dan akhirnya mampu bergabung dan bersaing dalam pasar global. Apakah kita akan mampu ? wallahu a’lam. Tetapi kenikmatan akan diberikan kepada orang-orang yang beriman (memiliki komitmen dan visi jelas) dan beramal sholeh (berusaha keras). Serta kenikmatan itu akan digilirkan kepada mereka yang layak dan bersyukur (tidak menyia-nyiakan yang ada).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar