Laman

Minggu, 04 April 2010

About Humanisme Kebeneran

Humanisme Kebenaran

Judul ini kami ambil karena memang itulah yang kami inginkan….kebenaran itu milik pribadi-pribadi, kebenaran itu dihayati sesuai dengan persepsi masing-masing manusia. Kebenaran itu perspektif….maka tidak ada yang punya hak mengklaim..dia yang benar, dia harus jadi panutan. Ada yang mengatakan Al haqqu min rabbikum (kebenaran itu milik allah atau dari Tuhan)….tidak ada yang menolak ini, tetapi mana yang dari Tuhan? Ini problem….ada yang mengatakan; Al Qur’an dan Sunnah. Al Qur’an dan Sunnah milik siapa, tafsiran siapa, memakai rijal hadist siapa, sejarah apa yang digunakan dst. Sebab Qur’an-nya satu, tapi penafsiran dengan kepala masing-masing. Pakai hadist, sejarah…hadist centang-perenang dan kategori dhoif dan shohih juga tidak disepakati. Bukhari-Muslim, Kutub As Sittah…lihat saja, telaah saja banyak kontradiktif satu dengan lain (ingat kami tidak menolaknya)…apalagi kalau kita lihat sejarah social-politik saat buku-buku itu ditulis.

Artinya dari sedikit penjelasan ini adalah…kita mengimani apa yang kita makan (kata Rumi)….kebenaran sebenarnya tidak pernah kita “dapat”. Kebenaran itu hanya procedural….artinya tidak ada yang tahu siapa yang benar pasti karena maksumin (Nabi saw dan Imam as tambahan menurut Syiah sudah tidak ada lagi, atau ghaib kata orang-orang syi’ah) tidak ada. Qur’an-Sunnah dibaca oleh kita dan pemahamannya tergantung kita masing-masing. Makanya kebenaran itu mesti didiskusikan…intersubjektif.

Dalam tulisan-tulisan kami, kami konsern pada pendidikan, psikologi, filsafat dan ekonomi (yang menjadi kecendrungan kami). Tulisan-tulisan ini adalah hasil renungan, refleksi, sebagian hanya rangkuman buku-buku yang kami ringkas dan komentari. Tetapi benang merahnya adalah kami ingin ada perbaikan dalam SDM kita (terutama umat Islam).

Ummat Islam terutama “bukan awam” nya harapan kami punya pemahaman keagamaan, filsafat baik islam maupun barat, Psikologi, Pendidikan dan sejarah. Sebab kebenaran apapun yang kita upayakan itu berkelindan diantara filsafat (ontology), sejarah, Psikologi dan Bagaimana orang itu dididik. Sebanarnya ada tambahan politik (kami tidak punya kemampuan cukup untuk itu). Lihat tulisan-tulisan kami tentang ini di; Islamuna-Islamukum, Psikologi Pencari Kebenaran, Islam dan Kesadaran Sejarah, serta problem Intelektual di Negara Berkembang.

Pendidikan sangat-sangat penting sebab orang-orang menjadi; Sunnah-Syi'ah-Wahabi, kami Tambah Liberalis. juga Islam Tradisional dan Modernis (dalam masing-masing madzab itu). tergantung bagaimana orang itu dididik, bagaimana wacana masuk ke kepala masing-masing dari kita. makanya bila kita mampu memberikan perangkat Pendidikan yang baik (Bahasa Arab-Inggris, Sain, Filsafat). maka semua dari kita mampu punya akses untuk medalami agama. bila ukhuwah, kebenaran perspektif, school of Thought tidak dianggap agama (dalam artian gampang didiskusikan), maka pengkafiran, toleransi, pancarian kebenaran bersama akan mungkin. mengapa kita mengadakan pendekatan antar agama, sementara dalam satu agama saling mengkafirkan, tengkar bahkan saling menumpahkan darah.

Kami sama sekali tidak mengklaim punya kemampuan, kami hanya merangkum, hanya mengomentari dan berusaha sebisa mungkin melihat dalam perspektif. Ini hanya catatan-catatan kami…kami share hanya untuk supaya bermanfaat dan diketahui orang lain. Mudah-mudahan bermanfaat buat kami dan yang membacanya (bila ada manfaatnya).

Sebagian kecil sekali (sementara ini), kami ambil murni tulisan orang dengan nama orang itu…tapi 95% lebih ini tulisan-tulisan kami. Tulisan ini adalah pandangan kami sendiri…tetapi sebagiannya adalah tulisan lama. Maka sangat mungkin kami sudah sedikit banyak merubah pandangan itu…silahkan share ke kami apabila ada yang kurang pas…kami sangat senang dengan komentar-komentar itu. Baik langsung ke email kami, atau dikolom komentar.

Wassalammu’alaikum Wr Wb

Al faqir Bi Itnillah…La Hau la wala Quwwata Illa Billa

Muhammad Alwi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar